A. Sejarah
Kecamatan Pinolosian
Kecamatan Pinolosian pada awalnya adalah
sebuah desa yaitu desa Pinolosian. Desa Pinolosian pada awalnya di pimpin oleh
Mamuasa Mokoagow selaku sangadi atau kepala desa yang pertama.
Seperti
apa yang di katakan bapak Mukmin Papautungan (Wawancara 28 April 2014) bahwa :
Asal mula penama
Kecamatan Pinolosian tidak terlepas dari orang-orang pada zaman dahulu
yang melakukan perjalanan kehulu sungai tepatnya di hulu sungai Pinolosian
kemudain mereka menemukan batok kepala bogani (orang perkasa) yang terdapat
emas di dalamnya merekapun membela batok kepala tersebut pembelahan batok
kepala bogani ini jika di artikan pada bahasa Mongondow asli yaitu Losian kon
uru bogani dan kata Pinolosian pun di ambil dari dua kata yang di paduka
menjadi satu kata yaitu Pino atau kata bantu kata kerja (melakukan) dan Losian
(pembelahan sehingganya
dengan adanya peristiwa ini diambilah
kata
Pinolosian membela atau pembelahan
untuk
menamai Sebuah desa yaitu desa Pinolosian.
Informasi yang sama juga peneliti
temukan ketika melakukan wawancara lebih dalam pada narasumber yang (Wawancara
28 April 2014) sama yaitu bapak Mukmin Paputungan yang
merupakan narasumber utama, yang berkaitan dengan pertanyaan asal muasa
penduduk asli Kecamatan Pinolosian:
Peristiwa penamaan desa Pinolosian yang hingga kini sudah menjadi
kecamatan Pinolosian juga tidak terlepas
dari kedatangan orang-orang yang di aggap nenek moyang dari orang-orang
Pinolosian yang datang sekitar tahun 1916
yang yang seiringan dengan peristiwa penamaan Pinolosian. Sehingga di yakini asal muasal penduduk Kecamatan Pinolosian yaitu
berasal dari Kopandakan, Motoboy dan Poyowa yang datang dengan tujuan membuat garam secara gotong royong hal ini
sangat di mungkinkan karena dengan melihat letak geografis Kecamatan Pinolosian
yang merupakan daerah pesisir dari sisnilah prinsip Mododuluan mulai dikenal.
Kecamatan
Pinolosian adalah kecamatan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan yang
berpusat pemerintahan di desa Pinolosian. Kecamatan Pinolosian di bentuk pada
tahun 1954 yang di pimpin oleh seorang Widanaw
atau pembantu untuk melaksanakan pemerintahan daerah kecamatan pada saat itu
pergantian pemerintahan seorang Widanaw
(camat) tidak menentu karena di tentukan oleh kuasa penuh seorang Mayor Kadatu atau yang kita kenal saat
ini adalah seorang bupati. Camat yang pertama memimpin pemerintahan Di
Kecamatan Pinolosian adalah Kaka Mokoagow hingga saat ini sudah terjadi
sebanyak 6 kali pemerintahan hingga yang memegang pemerintahan saat ini adalah
Arsalam Makalalag Kecamatan Pinolosian pada awalnya hanyalah 6 desa yaitu desa
Linawan, Nunuk, Ilomata, Pinolosian, Kombot dan Desa Lungkap. Dan kemudian di
mekarkan pada tahun 2007 menjadi 10 desa yang ditambah oleh empat desa yaitu
desa Pinolosian selatan, desa Tolotoyon desa Motompot, dan desa Linawan 1
hingga semuanya menjadi 10 desa.
B. Keadaan
Geografis
Luas wilayah Kecamatan Pinolosian 28.593 hektar dengan
posisi daratan terletak di ketinggian 50 meter dari permukaan Laut
Maluku dan secara geografis Kecamatan Pinolosian sebelah
Timur berbatasan langsung
dengan Kecamatan Pinolosian Timur sebelah Utara berbatasan dengan gunung kolawag, sebelah Selatan
berbatasan dengan Laut Maluku, dan
sebelah Barat berbatasan langsung dengan Kecamatan
Bolaang Uki. Kondisi
fisik yang memiliki iklim tropis, suhu
20°C - 32°C dengan curah hujan rata-rata 1500Mn. Sementara itu jumlah hari
curah hujan rata-rata sebanyak 95 hari.
C. Penduduk
Masyarakat Pinolosian adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari
berbagai etnik yaitu, etnik Mongondow merupakan etnik mayoriota, dan etnik
minoritas seperti Gorontalo yang tersebar di 3 desa kecamatan Pinolosian yaitu
desa Linawan, desa Ilomata, dan desa Pinolosian Selatan, selain etnik Gorontalo
ada juga etnik Minahasa, Bali, Bugis, dan jawa yang tersebar secara merata di
kecamatan Pinolosian. Kecamatan Pinolosian masyarakatnya menganut tiga
kepercayaan yaitu agama Islam selaku agama Mayoritas, dan minoritas agama
Kristen dan agama Hindu.
Masyarakat Pinolosian meskipun mayarakat yang majemuk yang terdiri dari
keberagaman suku, budaya dan agama tetapi perbedaan itu justru dapat menamba
kekayaan seni dan budaya, dan masyarakat yang merupakan kaum minoritas mau dan
mampu beradatasi dengan keadaan sosial dan budaya yang ditempati, kesemuanya
perbedaayan ini dapat di satukan dengan produk masa lampau yang berhasil di
ciptakan para nenek moyang masyarakat Pinolosian yaitu tadisi-tradisi lokal
yang menjunjung kearifan lokal yang sangat kental salah satu tradisi itu adalah
tradisi Mododuluan yang keberadaannya
tidak akan mampuh di rubah oleh zaman secara keseluruhan. Karena budaya ini
merupakan budaya gotong royong yang
sangat kental. Tidak hanya pada kehidupan sosial ekonomi, budaya dan
kepercayaan tetapi juga dari segi infrastruktur yang mengalami perbaikan dan
pembangunan di setiap tahun, hal ini dapat terlihat dengan di bangunyanya
jembatan-jembatan sebagai akses yang menghubungkan dari satu desa ke desa yang
lain, pembuatan jalan-jalan sebagai akses untuk menuju ke perkebunan warga serta
pembangunan yang sama juga di lakukan pada pembangunan dan renofasi
irigasi-irigasi atau saluran air untuk mengairi persawahan petani hal ini
merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan hasil pangan dan
pertaniaan di kecamatan Pinolosian hal ini di anggap strategis untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat Kecamatan Pinolosian.
D. Pendidikan
Sektor pendidikan merupakan salah satu prioritas
pembangunan daerah sehingga harus berupaya menjangkau seluruh masyarakat yang
membutuhkan pendidikan agar masyarakat mendapatkan pendidikan, walaupun di
hadapkan dengan bebagai masalah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan
menjangkau penduduk semua usia sekolah pemerintah terus berupaya mencari
trobosan terhadap bebagai hal yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Untuk
sarana pendidikan wilayah Kecamatan Pinolosian yaitu terdapat 6 bangunan TK swasta, SD Negeri 26 bangunan,
SMP Negeri 1 bangunan, SMP swasta 1 bangunan, dan 2 bangunan untuk SLTA Negeri.
E. Agama
Jumlah pendudk berdasarkan agama dapat terlihat di
kecamatn pinolosian yaitu dengan agama Islam berada di urutan pertam serta,
kedua agama Kristen serta yang terahir adalah agama Hindu dengan prensentasi
Islam 9.457 kedua Kristen 107, dan posisi terahir Agaa Hindu 8 jiwa. Dengan
tempat peribadatan seperti mesjid dengan jumlah 11 bagunan, Mushola 2 bangunan
dan Greja 2 bagunan sehingga tempat ibadah yang ada di Kecamatan Pinolosian
menjadi 16 tempat ibadah.
F. Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat Pinolosian di tentukan
pada pkerjaan dari masing-masing masyarakatnya ada beberapa komuditi tanaman
utama yang di budidayakan seperti cengkeh, kakao, dan juga tanaman-tanaman
pokok seperti padi dan jagung dan pala serta kelapa selain itu hal ini di
topang oleh jumlah masyarakat Pinolosian yang dilihat dari pekerjaannya yaitu.
Petani dengan jumlah 2347 jiwa ada juga yang bekerja sebagai nelayan yaitu
sebanyak 360 jiwa, pedagang sebanyak 106 jiwa, PNS sebanyak 175 jiwa, Swasta
sebanyak 192 jiwa, TNI dan Polri sebanyak 27 jiwa, dan lainnya sebanyak 264
jiwa.
G. Asal Usul Masyarakat Pinolosian
Pengkajian melalui
perjalanan sejarah asal usul masyarakat Pinolosian sebenarnya di mulai pada
abad XV dimana kelompok yang dipimpin oleh para Bogani-bogani atau orang di
percayakan sebagai kapala kelompok yang menyebar ke seluruh wilayah Bolaang
Mongondow dengan membentuk pemukiman baru yang mereka sebut dengan totabuan.
Namun Totabuan yang mereka duduki lama kelamaan ditinggalkan untuk kembali
mencari totabuan Mobagu atau pemukiman baru. Beberapa totabuan baru yang
terkenal adalah :
a) Totabuan Tudu In Yagat
(Kecamatan Pasi) yang dikepalai Bogani suami istri Lingkit dan Bai Budia
b) Totabuan Tudu In Pasi (dikecamatan pasi sekarang) yang dikepalai oleh
Bogani Damuluo dan Bogani Mongayow
c) Totabuan Tudu In Punsion
dan Tudu In Baqid (dikecamatan pasi sekarang) yang dikepalai Bogani
Molotong dan Bogani Binongkuyu.
d) Totabuan Tudu In Polian (dikecamatan Lolayan
sekarang) yang dikepalai Bogani Rondong Bakiki, Bogani Bingkiloi dan Bogani Mogedeg.
e) Totabuan Tudu In Babo
(dikecamatan santong bolang sekarang) yang dikepalai Bogani Damonegang.
f) Totabuan Dumoga Moroben dan tudu In Bumbungon
(dikecamatan dumoga sekarang) yang dikepalai Bogani Manggopa Kilat dan Bogani
suami istri Amalie dan Inalie.
g) Totabuan Kotabunan (dikecamatan Kotabuanan
Sekarang) yang dikepalai Bogani
perempuan Inde Dou
Disamping itu bogani lainnya hingga sampai kedaratan
Pinolosian, Bintauna, Lolak Poigar dan kini sudah sudah meyebar secara rata di
Setiap Pelosok Bolaang Mongondow.
Kecamatan Pinolosian dalam angka 2012
Robert Wolter Kliping Sejarah Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Manado 2012.
SUMBER
Wawancara Bersama Bapak Mukmin Paputungan
Tanggal 28 April 2014Kecamatan Pinolosian dalam angka 2012
Robert Wolter Kliping Sejarah Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Manado 2012.
sejarah ini sangat bagus untuk para generasi kedepannya,, agar mereka tidak lupa akan sejarah desa pinolosian tercinta,,,
BalasHapus